Allah berfirman :
إِنَّ الإنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,(QS Al-‘Adiyaat : 6)
Al-Hasan Al-Bashri berkata :
هُوُ الْكَفُوْرُ الَّذِي يَعُدُّ الْمَصَائِبَ، وَيَنْسَى نِعَمَ رَبِّهِ
“Dia adalah orang sangat ingkar, yang menghitung-hitung musibah dan melupakan kenikmatan-kenikmatan dari Robnya” (Tafsir At-Thobari 24/566)
Karenanya ….
Pertama : Jika engkau terkena musibah, menghadapi kesulitan, maka katakanlah…”Sungguh nikmat Robku yang dianugrahkan kepadaku sangatlah banyak…, tidak ada bandingannya dengan kesulitan dan musibah yang kurasakan saat ini…
Kedua : Jika engkau terkena musibah janganlah engkau melupakan kenikmatan-kenikmatan yang sekian lama telah engkau rasakan dengan beraneka ragamnya….lalu yang meliputi benakmu hanyalah musibah yang sedang melandamu saja…, sungguh ini merupakan ketidakadilan…
Nikmat Allah yang tidak bisa engkau menghitung-hitungnya karena terlalu banyak dan bervariasi, lantas bagaimana bisa engkau lupakan semuanya hanya karena datangnya musibah yang hanya sesekali menimpamu??
Ketiga : Bagaimana engkau melupakan anugerah dari Allah lantas engkau hanya mengingat-ngingat musibah yang menimpamu, padahal bisa jadi musibah yang menimpamu itu ternyata juga merupakan bentuk kenikmatan dan karunia yang Allah anugerahkan kepadamu yang ber-casing “musibah”?? Jika engkau menghadapi musibah dengan kesabaran dan keikhlasan maka…
– Bukankah musibah menghilangkan dosa-dosa?
– Bukankah musibah mengangkat derajat??
– Bukankah musibah terkadang mendatangkan kebaikan yang nyata meskipun terkadang datangnya tidak langsung?
Keempat : Bagaimanapun kita bersyukur maka kita tidak akan mampu bisa bersyukur dengan semestinya. Karena…
– Jika anugerah dan kenikmatan serta karunia dari Allah tidak mampu bagi kita untuk menghitung-hitungnya, lantas bagaimana bisa kita mensyukuri seluruh anugerah Allah??
– Anugerah Allah yang kita ketahuipun tidak bisa kita syukuri dengan semestinya. Sebagai contoh, mata yang kita gunakan untuk melihat jika kita harus beli dan membayar dari penjual mata maka berapa yang harus kita bayarkan kepadanya??, demikian juga ginjal??.
Kelima : Jangan sampai engkau baru ingat dengan anugerah dari Allah tatkala anugerah tersebut diambil oleh Allah.
– Sungguh betapa banyak orang baru sadar akan berharganya dan mahalnya nikmat kesehatan tatkala ia sakit.
– Betapa banyak orang yang merindukan hangatnya persuadaraan dan persahabatan dan baru sadar akan nikmatnya perdamaian dan persaudaraan….tatkala telah terjadi pertikaian dan permusuhan…!!!
– Betapa banyak orang yang baru sadar bahwa waktu sangat berharga dan bernilai …tatkala ia dikejar oleh pekerjaan sementara waktunya kurang…
Terakhir…janganlah engkau baru sadar bahwasanya kehidupan adalah nikmat yang sangat berharga untuk kita isi dengan ibadah sebanyak-banyaknya !!!. Jika mungkin kita bertanya kepada para mayat orang sholeh, apa yang ia dambakan jika ia dikembalikan lagi hidup di dunia?, maka mungkin ia akan berkata, “Berikanlah aku waktu sejenak saja, agar aku bisa sujud lagi kepada Allah…agar aku bisa memuji Allah lagi…, agar aku bisa bertasbih lagi kepada Allah.., dst”.
Karena orang sholeh ini tahu banwasanya satu dzikir saja dengan mungacapkan pujian “Alhamdulillah…”, ternyata lebih baik dari seluruh dunia dan seisinya !!!, kenimkmatan di surga yang ia peroleh karena satu tasbih dan satu tahmid ternyata tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan dunia seluruhnya….
Pujilah Allah…bersyukurlah kepadaNya…sebelum habis waktunya…
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 14-01-1435 H / 17-11-2013 M
Abu Abdil Muhsin Firanda
www.firanda.com